Keputihan atau vaginal discharge merupakan kondisi keluarnya cairan lendir dari area intim sebagai cara tubuh untuk menjaga vagina tetap bersih, lembab, dan terhindar dari infeksi. Salah satu mitos soal keputihan yang masih dipercaya adalah penggunaan pasta gigi untuk menghilangkan keputihan hingga membuat vagina menjadi lebih kesat.
Berkaitan dengan hal tersebut, spesialis obstetri dan ginekologi dr Muhammad Fadli, SpOG menekankan pemberian pasta gigi pada area vagina tidak memberikan dampak apapun. Bahkan, menurutnya penggunaan pasta gigi pada vagina dapat berbahaya dan justru memicu keputihan.
dr Fadli menekankan keputihan adalah kondisi yang sangat normal terjadi sebelum dan sesudah menstruasi, serta pada masa subur atau ovulasi.
“Dengan kita meng-introduce odol atau zat kimia atau yang seharusnya tidak ada di situ, itu bisa mengubah environment atau pola lingkungan yang berada di situ, yang bisa menyebabkan bahkan keputihan atau infeksi juga jadinya,” kata dr Fadli.
“Kalau flora normalnya rusak disebabkan oleh odol tersebut yang ada malah rentan terkena keputihan,” sambungnya.
Meski begitu, terdapat beberapa ciri keputihan tidak normal yang harus diperiksakan ke dokter. Pemeriksaan ke dokter perlu dilakukan untuk memastikan apakah keputihan berkaitan dengan infeksi atau tidak.
Ia menjelaskan infeksi pada area vagina dapat disebabkan oleh jamur, bakteri, dan protozoa. Melalui pemeriksaan, dokter bisa memberikan penanganan atau perawatan yang paling tepat dan efektif.
“Namun, kalau misalnya keputihan ini gatal, perih, hijau, berbau, berubah warna, nah ini ada kemungkinan terdapatnya infeksi. Apalagi kita tinggal di iklim yang tropis lembab, jadi sangat mudah terjadinya infeksi,” tandasnya.